Home » Makalah » MAKALAH BUDIDAYA TOMAT

MAKALAH BUDIDAYA TOMAT

Written By Unknown on Minggu, 28 April 2013 | 20.04


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tanaman tomat tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan. Penyebaran tomat hingga sampai di seluruh benua Asia setelah Spanyol menguasai Amerika Serikat. Mereka menyebarkan tanaman tomat ke koloni-koloni Spanyol hingga ke Filipina. Tomat ditanam sebagai tanaman buah di ladang atau pekarangan. Buah tomat bisa dimakan langsung, dijus, saus, dimasak, dibuat sambal goreng atau dibuat acar tomat.
Tomat yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut tomat buah. Tomat yang berukuran kecil dikenal sebagai tomat sayur dan yang lebih kecil lagi sebesar kelereng disebut tomat chery dan digunakan untuk campuran membuat sambal atau hidangan selada. Jika orang menyebut tomat, asumsinya adalah buah untuk sayuran. Padahal sudah lama tomat menjadi buah tangan yang siap dimakan atau dibuatjus yang segar sebagai minuman. Sehingga tomat bukan lagi sebagai buah sayuran, tetapi lebih dari itu, yaitu dimakan mentah.
Tomat memiliki berbagai macam manfaat antara lain mencegah penyakit sariawan, menghilangkan jerawat dan mencegah penyakit kanker. Tomat juga kaya akan vitamin antara A, C dan D serta banyak mengandung serat dan bebas kolesterol. Beragamnya manfaat tomat ini tentu saja memberikan peluang kepada petani untuk termotivasi untuk membudidayakan tanaman tomat sebagai sumber penghasilan yang tidak hanya dikonsumsi sendiri bersama keluarga tetapi juga dapat dikomersialkan yang akan memberikan sumber penghasilan.

B.     Tujuan
Tujuan yang dicapai pada penyusunan makalah ini adalah mengetahui teknik budidaya tomat yang baik dan benar.
BAB  II
PEMBAHASAN

A.    Syarat Tumbuh
Tanaman tomat dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang beragam. Namun untuk memperoleh hasil yang optimal tomat membutuhkan lingkungan yang memiliki system pengairan dan sinar matahari yang cukup. Pengairan yang berlebihan dapat menyebabkan kelembaban tanah menjadi tinggi sehingga timbul berbagai penyakit. Curah hujan yang optimal untuk pertumbuhan tomat adalah 100-200 mm per hujan dengan temperatur harian yang ideal yaitu 25-30 derajat celcius. Untuk proses pembungaan tomat membutuhkan temperatur malam hari sekitar 15-20 derajat celcius. Tomat membutuhkan media tanah berupa tanah yang gembur, berpasir, subur dan banyak mengandung humus. Tomat membutuhkan yang derajat keasamannya (pH tanah) 5,5 sampai 6,5. Tomat umumnya ditanam di dataran tinggi, beberapa varietas unggul baru dapat ditanam di dataran rendah. Waktu tanam yang baik dua bulan sebelum hujan berakhir.

B.     Pembibitan
1.      Pemilihan Benih
Untuk mendapat hasil yang optimal benih yang digunakan harus memiliki kualitas yang baik. Kebutuhan benih berkisar 200-300 gram/hektar. Berikut ini beberapa kriteria teknik untuk seleksi benih, yaitu :
a.       Utuh, artinya benih tidak memiliki cacat ataupun luka
b.      Sehat artinya benih harus benar-benar terbebas dari hama dan penyakit.
c.       Bersih dari kotoran, artinya benih tidak terkontaminasi oleh benda-benda asing.
d.      Memiliki daya tumbuh yang baik. Kemampuan berkecambah lebih dari 85%.
Saat ini ditemukan berbagai spesies tomat, yaitu tomat biasa (L.pimpinellifolium), tomat apel (L.commune), tomat kentang (L.grandifolium), tomat kriting (L.validum) dan tomat chery (L.cerasiforme). Di Indonesia terdapat 4 varietas tomat unggul, yaitu :
a.       Tomat intan; tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah sampai tinggi. Tanaman ini tahan penyakit layu bakteri. Hasil 12,4 ton/tahun.
b.      Tomat ratna; tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah sampai tinggi. Tanaman ini juga tahan penyakit layu bakteri. Hasilnya 12 ton/tahun.
c.       Tomat berlian; tanaman ini dapat tumbuh baik pada dataran rendah. Tanaman ini juga tahan penyakit layu bakteri. Hasilnya 13 ton/tahun.
d.      Tomat mutiara; tanaman ini dapat tumbuh pada dataran rendah sampai tinggi. Tanaman ini juga tahan penyakit layu bakteri. Hasilnya 14 ton/tahun.
Adapun beberapa varietas tomat unggulan harapan untuk dataran rendah yaitu mirah dan oval dan varietas tomat gondola dan zamrud.

2.      Penyemaian
Ada beberapa cara dalam melakukan penyemaian salah satunya sebagai berikut :
a.       Penyemaian di Kotak Semai
Tahapan penyemaian benih di kotak semai adalah sebagai berikut :
1)      Buat kotak semai dari papan kayu dengan ukuran panjang 50 sampai 60 cm, lebar 30 sampai 40 cm, dan dasar kotak semai dibuat lubang untuk memudahkan aliran air siraman. Kotak semai berupa plastik juga dapat digunakan.
2)      Isi kotak semai dengan media semai berupa campuran tanah dan pupuk kandang setinggi 12 cm dengan perbandingan tanah dan pupuk kandang 1:1 atau 1:2, media semai tersebut kemudian dipadatkan sedikit demi sedikit.
3)      Basahi kotak semai sebelum ditanam
4)      Semaikan benih tanaman ke dalam kota yang telah dibasai, benih disebar atau ditanam sedalam 0,5-1 cm minimal sebanyak 2 biji pelubang.
5)      Tutup benih dengan sedikit tanah
6)      Setelah berumur 7 sampai dengan 10 hari benih siap dipindahkan ke tempat penanaman seperti kantong polybag atau penyapihan.

b.      Penyapihan Benih
Sebelum ditanam di lahan permanen, bibit yang telah berumur dua minggu dipindahkan ke tempat penyapihan terlebih dahulu, ini bertujuan dalam proses adaptasi bibit dan peluang bibit tumbuh dan berkembang dengan baik dapat dilihat dari penyapihan. Wadah yang bisa dijadikan sebagai tempat penyapihan bisa berupa bumbunan yang terbuat dari daun pisang atau kantong plastik dengan ukuran 5 x 8 cm.
Adapun tahapan penyapihan adalah sebagai berikut :
1)      Siapkan bumbunan
2)      Isi bumbunan dengan media tanah berupa tanah yang telah disterilkan
3)      Pilih bibit yang akan disapih dari tempat penyemaian
4)      Lubangi media dalam bumbunan dengan jari sedalam 1 cm
5)      Tanaman bibit lalu ditimbun dengan tanah dan ditekan sedikit
6)      Letakkan bibit dalam bumbun pada tempat yang teduh
7)      Siram bibit dengan air secukupnya setiap pagi dan sore hari
8)      Tanaman tomat muda siap dipindahkan dari penyapihan dari umur 14-21 hari.


C.    Penanaman
1.      Persiapan Lahan
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum menanam tomat pada lahan adalah pengolahan lahan dengan mencangkul dengan mesin traktor sedalam 30-40 cm kemudian dibuat bedengan dengan ukuran 100-400 cm. Pada bedengan dibuat lubang tanaman dengan jarak dalam barisan 50-60 cm dan jarak antara barisan 70-80 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang berkisar 0,5-1 kg/lubang atau 20-30 ton/Ha.

2.      Pemindahan bibit
Bibit tomat dapat dipindahkan ke lahan yang permanen saat berumur 30-45 hari setelah semai. Saat hendak dipindahkan, bibit tersebut tetap harus dipilih lagi supaya diperoleh tanaman yang akan tumbuh dengan baik mulai dari fase vegetatif sampai fase pembentukan buah.

3.      Pemeliharaan
Pemeliharaan benih sapihan biasanya tumbuh terus dengan baik. Bila ada tanaman yang mati, sebaiknya segera disulam. Tujuannya agar pertumbuhan tanaman susulan tidak terlalu jauh berbeda dengan yang lebih dahulu tumbuh baik. Tindakan pemeliharaan lain untuk tanaman tomat yang penting adalah penyiangan, penggemburan, dan pengairan. Penyiangan dilakukan dengan koder atau dengan langsung mencabut. Penyiangan dengan kored berfungsi juga sebagai penggembur tanah. Pengairan dilakukan terutama pada awal penanaman atau pada saat air hujan tak mencukupi kebutuhan tanaman. Pemupukan : Kebutuhan pupuk kandang untuk setiap hektar lahan tomat adalah sekitar 20 ton. Selain itu pupuk buatan juga diberikan. Pupuk yang biasa diberikan adalah Urea dengan dosis 225 kg/ha, TSP dengan dosis 100-150 kg/ha, dan KCL dengan dosis 100-150 kg/ha. Pupuk Urea diberikan tiga kali. Sepertiga bagian di awal tanam, sepertiga berikutnya di bulan pertama dan kedua. Sebaiknya pupuk diberikan dengan cara ditugal. Pemupukan pertama merupakan gabungan dari Urea, TSP, dan KCL. Pada tahap pemeliharaan juga dilakukan pemasangan ajir atau lanjaran yang bertujuan agar batang dan cabang tidak menjakar ke tanah dan untuk tetap menjaga tanaman tumbuh dan tegak.

4.      Pengendalian Hama dan Penyakit
a.      Hama
Hama yang umum menyerang tanaman tomat antara lain :
1)      Ulat tanah (Agrostis ipsolon Hubner)
Ulat tanah di mana menyerang tanaman muda dengan memotong batang dan tangkai. Pengendalian dengan memberikan insektisida Furadan dan dapat disemprot dengan Hosthation 40 EC dan Dursban 20 ES.
2)      Ulat buah (Heliothis armigera Hubner)
Ulat buah menyerang buah dengan melubanginya. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan dengan insektisida seperti Diazihon, Cymbush, dan Bayrusil. Pengendalian dapat pula dengan rotasi tanaman serta dengan cara mekanis yaitu mengumpulkan ulat kemudian membakarnya.
3)      Nematoda bisul akar (Meloydigyne javanica)
Dimana akar tanaman yang membengkak dan berbiltil-biltil sehingga akar tanaman kesulitan mengambil air dari tanah. Pengendalian dengan bahan kita nematisida seperti furagan dan carater, menanam varietas tomat yang tahan hama nematode atau dengan mencabut tanaman yang terserang nematode kemudian membakar.

b.      Penyakit
1)      Penyakit layu fusarium di mana memperlihatkan gejala layu, selain itu infeksi mulai dari akar dan berlanjut ke jaringan pembuluh xylem sehingga mengakibatkan tanaman mati. Pengendalian dengan cara penggunaan mulsa plastik transparan di mana bertujuan untuk menaikkan suhu tanah agar penyakit itu mati dengan kelancaran sirkulasi air pada sekitar media tanaman.
2)      Penyakit busuk daun memperlihatkan gejala bercak-bercak yang tidak beraturan pada daunnya dengan kondisi daun agak basah, lunak dan berwarna hijau kehitam-hitaman. Pengendaliannya dengan fungisida sistemik. Acylalamine, Propamocarb, dan Oxadity dan fungisida kontak ialah Cloretakni.
3)      Penyakit layu bakteri dimana tanaman memperlihatkan gejala layu pada daun. Pengendaliannya dengan menggunakan varietas unggu, memperbaiki system drainase dan irigasi dan rotasi tanaman tomat dengan tanaman yang berbeda family.

5.      Panen dan Pasca Panen
a.      Panen
Pemanenan atau pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanaman dengan ditandai kulit buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kekuning-kuningan sampai kemerah-merahan. Panen buah tomat buah dapat dilakukan beberapa kali yakni sekitar 10-15 kali pemetikan buah dengan interval waktu 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis dipetik. Hasil dari satu kali panen sekitar 20 ton/Ha.

b.      Pasca Panen
1)      Penyortiran
Penyortiran dan penggolongan merupakan dua hal penting yang dilakukan pada saat panen di mana bertujuan untuk menentukan mutu buah berdasarkan tingkat kesehatan, kesegaran, bobot, warna, bentuk serta tingkat kematangan. Buah tomat bisa dibersihkan dengan menggunakan zat kimiat seperti zat neutral cleaner, britex way berfungsi sebagai pembersih kotoran serta residu pestisida yang digunakan selama pemanenan.
2)      Penyimpanan
Penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan ketiga hal ini harus dilakukan secara benar dan tepat agar tomat tetap dalam kondisi baik sampai ditangan konsumen. Ketahanan optimum pada buah tomat tergantung pada kelembaban dan suhu ruang penyimpanan. Pengemasan dan pengangkutan saling terkait satu sama lain di mana pengemasan bertujuan untuk melindungi buah dari kerusakan mekanis akibat gesekan maupun benturan selama pengangkutan. Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam proses pengemasan diantaranya sebagai berikut :
-          Sterilisasi alat pengemas harus terjamin
-          Alat pengemas sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat dan ringan
-          Penyusunan buah tomat harus rapi sesuai dengan daya tampung.

Share this article :

1 komentar:

Teruslah hidup demi mencapai suatu tujuan

Teruslah hidup demi mencapai suatu tujuan
 
Support : | Rizal Pribadi |
Proudly powered by Blogger
Jangan Berubah. SINGA PATROMAN -
Template Design by Published by #