BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi kesehatan dan gizi anak di Indonesia masih memprihatinkan. Pada
tahun 2005 jumlah anak 0-6 tahun adalah 27, 6 juta anak atau sekitar 12, 79
persen dari total pendududk Indonesia. Hanya 25 persen yang terakses program
peningkatan kesehatan, gizi dan PAUD. Selain cakupan yang masih rendah, program
yang diselenggarakan itu masih terfragmentasi sehingga tidak menyentuh
kebutuhan tumbuh kembang anak secara holistic. Rendahnya cakupan dan kualitas
penyelenggaraan program pengembangan anak usia dini mengekibatkan kondisi anak
Indonesia masih memprihatinkan yang ditunjukan dengan rendahnya derajat
kesehatan, gizi dan pendidikan.
Masalah kurang gizi pada anak dapat ditunjukan dari prevelensi yang
berkaitan dengan kurang energi dan protein (gizi makro) dan gizi mikro
(terutama kurang vitamin A, anemia, kurang yodium). Sampai dengan tahun 2000,
keadaan gizi masyarakat menunjukan kemajuan yang cukup berarti, terlihat dari
menurunnya secara prevelensi penderita masalah gizi utama (protein,
karbohidrat) pada berbagai kelompok umur. Prevelensi anak balita kurang gizi
pada tahun 1989-2000 menurun dari 37,5 persen menjdi 24,6 persen. Akan tetapi
sejak tahun 2000 sampai dengan 2005 prevelensi kuang gizi anak pada balita
meningkat kembali menjadi 28 persen yang sekitar 8,8 persen diantarannya
menderita gizi buruk.
Rendahnya derajat kesehatan, gizi dan pendidikan pada anak usia dini
lebih banyak terjadi pada anak yang berasal dari keluarga tidak mampu dan yang
tinggal di wilayah pedesaan, serta di wilayah dengan penyediaan layanan social
dasar yang tidak memadai. Children in proverty face elevated risk for many
theats for health (Flores dkk, 2005 dalam Santrock, 2007).
Memberikan pelayanan kesehatan tidak cukup untuk memperbaiki kesehatan
mereka, tapi yang paling penting adalah memperbaiki kondisi keluarganya.
Program perbaikan yang bisa dilakukan harus menyeluruh. Misalnya program yang
di lakukan di Hawai, Amerika Serikat, yang menggulirkan The Hawaii Family
Support/Health Start Program yang dimuali tahun 1998. Para staf dapam program
ini mendatangi setiap keluarga yang diindekasikan di bawah garis kemiskinan,
mereka menjadi konsultan keluarga dan membantu permasalahan mereka termasuk
pengangguran yang kebanyakan merupakan penyebab utama permasalahan kesehatan.
Bayi dan anak-anak di bawah lima tahun adalah kelompok yang rentan
terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka belum terbangun
sempurna. Sebagian besar penyakit anak tidak berbahaya dan hanya menyebabkan
ketidaknyamanan sementara. Beberapa jenis lainnya sangat berbahaya, bahkan
mengancam jiwa. Penyakit anak yang hanya menimbulkan ketidaknyaman sementara
antara lain adalah sebagian besar ISPA (infeksi saluran pernapasan atas),
rhinitis alergi, infeksi telinga tengah, radang tenggorokan, cacar air dan
masalah kulit. Penanganan gangguan-gangguan kesehatan itu umumnya cukup dengan
mengelola gejala-gejalanya. Penyakit anak yang berbahaya antara lain adalah tuberkulosis,
difteri, pertusis, tetanus, polio dan campak. Penyakit-penyakit tersebut dapat
dicegah dengan imunisasi. Pemerintah bahkan secara nasional memiliki program
imunisasi wajib untuk penyakit-penyakit tersebut. Selain itu, ada penyakit
berbahaya lain seperti Hepatitis A/B, MMR, meningitis, pneumonia, dan tifoid
yang juga dapat dicegah dengan vaksinasi.
Pada anak-anak, penyakit yang sering menjadi serius atau parah dalam
waktu yang sangat cepat. Suatu penyakit yang memerlukan beberapa hari atau
beberapa minggu untuk membuat orang dewasa menderita parah, mungkin dapat
membunuh anak-anak hanya dalam beberapa jam saja. Jadi, sangat penting untuk
memperhatikan tanda-tanda awal penyakit dan segera menangani anak-anak jika
diketahui gejala awal sakit.
B. Maksud dan Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui macam-macam penyakit pada anak
usia dini.
2.
Untuk mengetahui penyebab penyakit pada anak
usia dini.
3.
Untuk mengetahui penanggulangan penyakit pada
anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kesehatan
Anak Usia Dini
Kesehatan
anak usia dini yang akan dibahas disini adalah mengenai berbagai penyakit anak
yang sangat banyak berkembang akhir-akhir ini. Secara umum dengan
adanyateknologi medis yang modern, bersesuaian dapat mencegah virus secara umum
yang membuat persentase penyakit pada anak usia dini kian menurun secara
signifikan. Namun, melalui gaya hidup sehari-hari di ruang kelas, pusat
penitipan anak, dan lain sebagainya, anak-anak akan lebih rentan terhadap
penyakit.
Beberapa
penyakit yang paling umum anak usia dini adalah Hepatoblastoma (kanker hati)
dan Sindrom Eisenmenger (hipertensi
jantung)
1.
Hepatoblastoma
Penyakit-penyakit ini kurang umum, tetapi jika didiagnosis,
dapat berakibat fatal. Penyakit ini terjadi hampir di sebagian besar bayi
sampai balita, dan dapat muncul ketika pada bayi baru lahir (paling umum).
Umumnya mempengaruhi bayi hingga 3 tahun dan terjadi di hati.
Fungsi utama hati adalah untuk menyaring dan menyimpan darah, dan sel-sel
kanker biasanya muncul di dekat lobus hati. Umumnya, dalam banyak kasus, lobus
kiri terpengaruh. Karena hati lipatan empedu yang membawa limbah dari hati,
penyakit ini bisa berakibat fatal. Hal yang dapat menyebabkan hepatoblastoma
termasuk Beckwith Wiedemann-sindrom, hemihypertrophy, dan poliposis
adenomatosa.
Anak-anak yang terkena hepatitis B juga berisiko meningkat
untuk mengembangkan hepatoblastoma. Gejala dapat berkisar dari muntah, nyeri
perut ringan sampai serius. Hepatoblastoma dapat didiagnosis melalui MRI,
biopsi, ultra-suara dan tes alpha-fetoprotein. Penyakit ini dapat terjadi
melalui lima tahap, dan kemudian tahap berulang. Operasi atau kemoterapi adalah
rencana perawatan yang paling umum untuk hepatoblastoma.
Penelitian terbaru tentang penyakit meliputi inhibitor dan
terapi biologis. Biasanya, operasi yang paling umum dan efektif dalam
merencanakan pengobatan untuk pasien dengan hepatoblastoma.
2.
Sindrom
Eisenmenger
Terjadi pada bayi dengan gangguan jantung struktural. Hal ini
mempengaruhi aliran darah dari jantung ke paru-paru. Nyeri dada berat dan sesak
nafas dapat terjadi pada bayi. Bayi yang didukung oleh mesin oksigen, dan darah
dikeluarkan untuk mengurangi sel darah merah dan menggantinya melalui
penggantian volume. , Scan MRI kucing, CBC, dan ultrasound pada jantung adalah
cara untuk mendiagnosa penyakit.
Jumlah pasien mengalami penurunan terhadap gejala-gejala
sebelumnya karena dokter telah mampu mendeteksi dan mengobati cacat semakin
cepat. Pembedahan merupakan prosedur isolasi untuk pengobatan pada pasien
dengan sindrom Eisenmenger.
Umumnya, penyakit ini dapat diobati jika terdeteksi dini.
Dengan pengobatan modern, pemeriksaan pasien reoccurring diikuti oleh obat
spesifik dan rencana perawatan dapat menyebabkan anak menuju gaya hidup normal.
Terapi berkelanjutan terhadap rencana pengobatan khusus telah diperdebatkan di
salah satu dari tiga penyakit. Bedah adalah istilah utama rencana perawatan
panjang di kedua kasus dan telah menjadi paling efektif.
B.
Masalah Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini serta Pengaruhnya
terhadap Tumbuh Kembang Anak
Janice
J. Beauty dalam bukunya yang berjudul Skills for Preschool Teachers menjabarkan
tentang bagaimana mengelola kelas yang sehat sebagai salah satu keahlian yang
harus dimiliki pendidik Anak Usia Dini.Selain menjaga kesehatan lingkungan,
kelas yang sehat berhubungan juga dengan menjaga kesehatan dan pemenuhan
kebutuhan gizi anak. Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang sangat penting
dalam tumbuh kembang anak. Dalam penelitian yang dilakukan Ernesto Pollitt dkk
(1993) menyatakan bahwa pemberian makanan yang sehat dan protein, akan mempengaruhi
perkembangan kognitif selanjutnya. Selain itu, apa yang anak makan juga ikut
mempengaruhi irama pertumbuhan, ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit
(Brom dkk, 2005 dalam Santrock, 2007)
Janice
J Beaty pun menerangkan bahwa mengelola kelas yang sehat berhubungan dengan
bagaimana membuat progam pembelajaran yang meliputi kegiatan olah raga,
latihan, mencuci tangan pengenalan gizi yang sehat dan pemeriksaan kesehatan.
Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah memahami berbagai gejala
penyakit yang sering dialami anak.
Menurut
santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami
anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan.
Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat
mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat
dengan hal ini. Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat
menarik untuk anak seperti hot dog, pizza, hamburger dsb, menjadi kendala
tersendiri yang mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat. Perlu
kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat
yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji.
Selain
makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan
mental dan fisik anak:
Exercise
is linked with many aspects of being physically and mentally healthy in
children and adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock, 2007)
Ketika
berolah raga, anak menggerakan otot-otot tubuhnya yang merupakan stimulasi bagi
perkembangan motorik terutama motorik kasar. Olah raga yang tepat sebagai
stimulasi perkembangan motorik tersebut adalah yang sesuai dengan usia dan
perkembangan anak. Ketika berolahraga pun anak belajar bersosialisasi dengan
teman sebayanya. Jika olah raga tersebut berupa permainan maka anak akan
belajar nilai-nilai social seperti sportifitas, kemenangan, kekalahan dan
penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas dengan beberapa tujuan
pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.
Meskipun
anak yang sehat cenderung aktif, tapi kekebalan tubuh mereka belum stabil.
Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan mereka diantaranya alergi, asma dan
infeksi telinga. National Centre of Health Statistics pada tahun 2004,
menyatakan penyebab kematian anak paling besar adalah kecelakaan, yang kedua
adalah kanker terutama kanker darah (leukemia). Strategi untuk menghindari
adalah dengan menggunakan sabuk pengaman, helm dan alat pengaman lainnya.
Sedangkan penyakit kanker bisa dicegah dengan pemberian ASI.
Pemberian
ASI sangat penting pada masa satu sampai enam bulan pertama. Salah satu
keuntungan dari pemberian ASI adalah terbentuknya kekebalan tubuh. Manfaat ASI
berdasarkan beberapa ahli kesehatan di Amerika Serikat adalah(Eiger & Olds,
1999; Hanson & Korotkova, 2002; Kramer, 2003) :
1. Membuat berat badan bayi yang ideal, serta terhindar dari
obesitas.
2. Mencegah alergi
3. Mencegah atau mengurangi gejala diare dan infeksi pernafasan
4. Menguatkan tulang
5. Mencegah penyakit kangker pada bayi dan kangker payudara pada
ibu yang menyusui
6. Mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
Selain
berbagai penyakit yang berhubungan dengan fisik, kelainan anak yang berhubungan
dengan mental pun mempengaruhi kesehatan anak. Penyakit tersebut diantaranya
hiperaktif dan pelecehan. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan kepekaan untuk
melihat berbagai gejala dari kelainan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut,
guru harus berkonsultasi dengan orang tua dan psikologi secara intensif
sehingga mengetahui bagaimana seharusnya perlakuan pada anak yang memiliki
kelainan tersebut.
Guru
memang menjadi salah satu pihak yang bertangggung jawab dalam menjaga kesehatan
anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Karena anak belajar
dari keteladanan dan kebiasaaan, gaya hidup orang tua sangat mempengaruhi.
Orang tua yang merokok sangat membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah
penelitian di Amerika Serikat 22 persen anak yang orang tuannya merokok
mengidap penyakit asma dan pernafasan (Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007).
Selain itu, asap rokok juga menyebabkan anak kekurangan vitamin C (Staruss,
2001 dalam Santrock, 2007).
Selain
gaya hidup orang tua, pola asuh yang diterapkan pun mempengaruhi kesehatan
anak. Pola asuh yang kurang baik diindikasikan oleh kurang maksimalnya pemberian
ASI, kurang baiknya pola koinsumsi pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan
dasar terutama bagi anak usia dini.
C. Macam-macam Penyakit pada Anak Usia Dini
dan Cara Penanggulangannya
1.
Kurang
Gizi / Malnutrisi
Banyak
anak kekurangan gizi karena mereka tidak mendapatkan cukup makanan. Atau jika
mereka hanya mendapatkan makanan yang kurang kandungan gizinya, misalnya
makanan dengan banyak air dan serat di dalamnya, seperti ubi kayu, talas akar,
atau bubur jagung. Makanan jenis ini hanya membuat anak-anak menjadi kenyang
dan tidak memenuhi kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhannya. Kadang-kadang pada
anak ditemukan kekurangan zat-zat gizi tertentu, seperti kekurangan vitamin A,
yodium, dan lain-lain.
Malnutrisi dapat
menyebabkan berbagai masalah pada anak, termasuk:
Dalam kasus
ringan:
• pertumbuhan lambat
• perut bengkak
• tubuh kurus
• kehilangan nafsu makan
• kehilangan energi
• pucat (anemia)
• luka di sudut-sudut mulut
• sering pilek dan infeksi lainnya
• rabun ayam
Dalam kasus yang
lebih serius:
• berat badan tidak bertambah
• pembengkakan kaki (kadang-kadang muka
juga)
• bintik hitam, 'memar', atau buka
mengupas luka
• rambut menipis atau bahkan rontok
• kurangnya keinginan untuk tertawa
atau bermain
• luka dalam mulut
• kecerdasan tidak berkembang
• 'Mata kering' (xeroftalmia)
• kebutaan
Mencegah dan mengobati masalah kekurangan gizi pada anak-anak sebenarnya
cukup mudah, yaitu dengan memberikan makanan bergizi secara cukup, atau cobalah
untuk memberinya lebih banyak / sering makan. Selain itu penambahan
(fortifikasi) zat-zat nutrisi esensial misalnya zat besi, kalsium, vitamin,
protein dll pada makanan juga sangat baik untuk memenuhi kekurangan zat
tersebut. Usahakan selalu berpedoman pada pola 4 sehat 5 sempurna dalam
memenuhi makan anak-anak.
2.
Diare
dan Disentri
Diare pada anak dapat ditandai dengan frekwensi buang air besar lebih
dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Bahaya terbesar bagi
anak-anak dengan diare adalah dehidrasi, atau kehilangan terlalu banyak cairan
dari tubuh. Hal ini akan bertambah bahaya jika disertai muntah-muntah.
Bayi dan balita yang diare membutuhkan lebih banyak cairan untuk
mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah. Pemberian cairan
yang tepat dengan jumlah memadai merupakan modal utama mencegah dehidrasi.
Cairan harus diberikan sedikit demi sedikit dengan frekuensi sesering mungkin.
Oralit merupakan rumus manjur untuk mengatasi diare pada anak.
Jika anak dalam masa pemberian ASI, lanjutkan pemberian ASI, tetapi juga
perlu ditambahkan cairan / minum agar tidak mengalami dehidrasi. Bahaya besar
kedua untuk anak-anak yang terkena diare adalah kekurangan gizi. Berikan anak
makanan bergizi.
3.
Demam
Anak dikatakan demam jika suhu tubuhnya melebihi dari 37,5°C waktu diukur
dengan termometer. Pada anak-anak kecil, demam tinggi (lebih dari 39°C) dapat
dengan mudah menyebabkan kejang atau kerusakan otak.
Untuk
menurunkan demam, dapat dilakukan beberapa hal:
a.
Kompres dengan air hangat
Si anak dapat
dikompres dengan handuk yang dibasahi dengan dibasahi air hangat (30º C)
kemudian dilapkan seluruh badan. Penurunan suhu tubuh terjadi saat air menguap
dari permukaan kulit. Oleh karena itu, anak jangan “dibungkus” dengan lap atau
handuk basah atau didiamkan dalam air karena penguapan akan terhambat. Tambah kehangatan
airnya bila demamnya semakin tinggi. Dengan demikian, perbedaan antara air
kompres dengan suhu tubuh tidak terlalu berbeda. Jika air kompres terlalu
dingin akan mengerutkan pembuluh darah anak. Akibatnya, panas tubuh tidak mau
keluar. Anak jadi semakin menggigil untuk mempertahankan keseimbangan suhu
tubuhnya.
b.
Berikan obat pereda demam
Perawatan paling
efektif untuk demam adalah menggunakan obat penurun panas seperti parasetamol
atau ibuprofen. Terdapat berbagai macam sediaan di pasaran seperti: tablet,
drops, sirup, dan suppositoria. Pengobatan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan
anak dan menurunkan suhu 1 sampai 1,5 ºC. Sedangkan Aspirin tidak
direkomendasikan untuk anak di bawah 18 tahun karena dapat menyebabkan efek
samping penyakit serius yang disebut sindrom Reye, meskipun angka kejadian
penyakit ini jarang.
c.
Berikan banyak cairan
Demam pada anak
dapat meningkatkan risiko terkena dehidrasi (kekurangan cairan). Tanda
dehidrasi paling mudah adalah berkurangnya kencing dan air kencing berwarna
lebih gelap daripada biasanya. Maka dari itu, orang tua sebaiknya mendorong
anak untuk minum cairan dalam jumlah yang memadai. Anak dengan demam dapat
merasa tidak lapar dan sebaiknya tidak memaksa anak untuk makan. Cairan seperti
susu (ASI atau sapi atau formula) dan air harus tetap diberikan atau bahkan
lebih sering. Anak yang lebih tua dapat diberikan sup atau buah-buahan yang
banyak mengandung air. Bila anak tidak mampu atau tidak mau minum dalam
beberapa jam, orang tua sebaiknya diperiksakan ke dokter.
d.
Istirahat yang cukup
Demam menyebabkan anak lemah dan tidak nyaman.
Orang tua sebaiknya mendorong anaknya untuk cukup istirahat. Sebaiknya tidak
memaksa anak untuk tidur atau istirahat atau tidur bila anak sudah merasa
baikan dan anak dapat kembali ke sekolah atau aktivitas lainnya ketika suhu
sudah normal dalam 24 jam.
4.
Kejang
Penyebab dari kejang pada anak-anak antara lain demam tinggi, dehidrasi,
epilepsi, dan meningitis. Jika anak mengalami demam tinggi, segera redakan agar
tidak kejang. Periksa tanda-tanda dehidrasi dan meningitis. Kejang yang datang
tiba-tiba tanpa demam atau tanda lainnya mungkin epilepsi, terutama jika anak
tampak biasa-biasa saja tanpa menunjukkan ada gejala yang aneh. Kejang yang
dimulai pada rahang dan kemudian seluruh tubuh menjadi kaku mungkin akibat
tetanus.
Tanda-tanda
kejang pada anak, di antaranya:
·
kedua kaki dan tangan kaku disertai
gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit . bola mata
berbalik ke atas.
·
gigi terkatup
·
muntah
·
tak jarang si anak berhenti napas sejenak.
·
pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol
pengeluaran buang air besar/kecil.
·
pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan
diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa
detik sampai puluhan menit.
5.
Meningitis
Penyakit berbahaya ini bisa datang sebagai komplikasi dari campak,
gondok, atau yang lain yang serius penyakit. Anak-anak dari ibu yang memiliki
TB mungkin mendapatkan meningitis TBC. Seorang anak yang sangat sakit yang
terletak dengan cara kepala miring kembali, yang leher terlalu kaku untuk
membungkuk ke depan, dan yang tubuhnya membuat gerakan aneh (kejang) mungkin
memiliki meningitis.
Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas
umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang
berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya
adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia
(takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak
kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.
Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit
diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif),
gemetaran, muntah dan enggan menyusui.
Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk,
bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan
merokok bergantian dalam satu batangnya. Mencuci tangan yang bersih sebelum
makan dan setelah ke toilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina
(daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah
sangat baik menghindari berbagai macam penyakit. Pemberian imunisasi vaksin
meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama di daerah yang diketahui
rentan terkena wabah meningitis.
6.
Anemia
Tanda-tanda umum
pada anak-anak, antara lain:
·
pucat, terutama di dalam kelopak mata, gusi, dan
kuku
·
lemah dan cepat lelah
·
tampak seperti malnutrisi
·
glositis berat (radang lidah disertai rasa sakit)
·
diare dan kehilangan nafsu makan
Penyebabnya
antara lain:
·
kurang zat besi
·
infeksi usus kronis
·
cacing tambang
·
malaria
Pencegahan dan
Pengobatan:
·
Makanlah makanan yang kaya zat besi seperti
daging dan telur. Kacang, lentil, kacang tanah (kacang tanah), dan gelap hijau
sayuran juga memiliki beberapa besi.
·
Seringkali dijumpai adanya cacing tambang pada
anak anemia.
·
Jika anda mencurigai adanya cacing tambang,
periksakan feses anak di laboratorium. Jika ditemukan telur cacing tambang,
segera lakukan pengobatan untuk mengusir cacing tambang ini.
·
Jika perlu, berikan garam besi dengan mulut
(ferro sulfat).
Perhatian:
Jangan memberikan zat besi dalam bentuk tablet untuk bayi atau anak kecil
karena bisa menyebabkan keracunan. Sebaiknya berikanlah zat besi berupa cairan.
Atau menghancurkan tablet tersebut menjadi bubuk dan mencampurnya dengan
makanan.
7.
Cacing
dan Parasit lain
Jika salah satu anak dalam keluarga diketahui menderita cacingan, semua
anak dalam keluarga harus dirawat atau diobati untuk memastikan hilangnya
cacing. Untuk mencegah infeksi cacing, anak-anak harus:
·
Jagalah kebersihan
·
Gunakan jamban.
·
Jangan bertelanjang kaki.
·
Jangan makan daging mentah atau ikan mentah atau
yang setengah matang.
·
Minum hanya air rebus atau murni.
8.
Masalah
Kulit
Masalah kulit yang
paling umum dijumpai pada anak-anak antara lain:
·
Kudis
·
terinfeksi luka dan impetigo
·
kurap dan infeksi jamur lainnya
Untuk mencegah
masalah kulit dapat dilakukan cara-cara berikut:
·
Yang paling utama: jagalah kebersihan
·
Mandikan anak sesering mungkin yang bersih
·
Pengendalian kutu busuk, kutu, dan kudis.
·
Jangan biarkan anak-anak yang menderita kudis,
kutu, kurap, atau luka yang terinfeksi bermain atau tidur bersama dengan
anak-anak sehat.
9.
Pink
Eye (Conjunctivitis)
Pinkeye atau disebut juga konjungtivitis adalah selaput membran jernih
yang radang dan kemerahan yang meliputi bagian putih pada mata dan membran pada
bagian dalam kelopak mata. Pinkeye paling umumnya disebabkan oleh infeksi virus
atau bakteri, meskipun alergi, bahan beracun dan penyakit yang mendasarinya
mungkin juga berperan.
Bersihkan kelopak mata dengan kain basah yang bersih beberapa kali
sehari. Gunakan salep mata antibiotik di dalam kelopak mata 4 kali sehari.
Jangan biarkan anak dengan mata merah muda bermain atau tidur dengan orang
lain. Jika dia tidak tidak sembuh dalam beberapa hari, hubungi dokter atau
petugas kesehatan.
Hindari menyentuh daerah mata, dan cucilah tangan anda sesering mungkin,
terutama setelah menggunakan obat-obatan untuk area tersebut. Jangan pernah
berbagi handuk atau saputangan, dan buanglah tisu-tisu segera setelah
digunakan. Ganti seprai dan handuk setiap hari. Gunakan pembasmi hama pada
semua permukaan, termasuk permukaan konter, bak cuci dan tombol pintu. Buanglah
semua alat rias yang digunakan saat terinfeksi.
10.
Pilek
dan Flu
Flu biasa, dengan hidung meler, demam ringan, batuk, sering sakit
tenggorokan, dan kadang-kadang diare adalah sering tapi bukan masalah serius
pada anak. Berikan banyak cairan pada anak. Biarkan anak banyak istirahat atau
tidur. Berikan makanan bergizi dan buah-buahan agar anak-anak terhindar pilek
dan cepat sembuh.
Jika seorang anak yang menderita flu menjadi sangat sakit, demam tinggi,
pernapasan cepat, mungkin si anak menderita pneumonia, segera hubungi dokter.
11.
Sakit
Telinga dan Infeksi Telinga
Infeksi telinga adalah umum pada anak-anak kecil. Demam akan meningkat,
dan anak sering menangis atau menggosok bagian samping kepalanya. Kadang-kadang
nanah bisa dilihat di telinga. Pada anak-anak kecil infeksi telinga
kadang-kadang dapat menyebabkan muntah atau diare. Jadi, ketika seorang anak
mengalami diare dan demam pastikan untuk memeriksa telinganya.
Pengobatan:
·
Adalah penting untuk mengobati infeksi telinga
segera mungkin. Berikan antibiotik penisilin seperti atau kotrimoksazol. Pada
anak-anak di bawah 3 tahun, ampisilin sering bekerja lebih baik. Berikan
acetaminophen untuk meredakan rasa sakit. Aspirin juga bekerja tetapi tidak
aman bagi anak-anak.
·
Bersihkan nanah yang keluar dari telinga dengan
kapas secara hati-hati.
·
Anak-anak yang menderita telinga bernanah harus
mandi secara teratur, hindarkan berenang atau menyelam minimal 2 minggu setelah
kesembuhannya.
Untuk mencegah infeksi pada telinga, bersihkan telinga si anak secara
rutin dan hati-hati.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia dini adalah kelompok yang rentan terhadap berbagai penyakit
karena sistem kekebalan tubuh mereka belum terbangun sempurna. Sebagian besar
penyakit anak tidak berbahaya dan hanya menyebabkan ketidaknyamanan sementara.
Beberapa jenis lainnya sangat berbahaya, bahkan mengancam jiwa. Penyakit anak
yang hanya menimbulkan ketidaknyaman sementara antara lain adalah sebagian
besar ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), rhinitis alergi, infeksi telinga
tengah, radang tenggorokan, cacar air dan masalah kulit. Penanganan
gangguan-gangguan kesehatan itu umumnya cukup dengan mengelola
gejala-gejalanya. Penyakit anak yang berbahaya antara lain adalah tuberkulosis,
difteri, pertusis, tetanus, polio dan campak. Penyakit-penyakit tersebut dapat
dicegah dengan imunisasi. Pemerintah bahkan secara nasional memiliki program
imunisasi wajib untuk penyakit-penyakit tersebut. Selain itu, ada penyakit
berbahaya lain seperti Hepatitis A/B, MMR, meningitis, pneumonia, dan tifoid
yang juga dapat dicegah dengan vaksinasi.
Pada anak usia dini penyakit yang sering menjadi serius atau parah dalam
waktu yang sangat cepat. Suatu penyakit yang memerlukan beberapa hari atau
beberapa minggu untuk membuat orang dewasa menderita parah, mungkin dapat
membunuh anak-anak hanya dalam beberapa jam saja. Jadi, sangat penting untuk
memperhatikan tanda-tanda awal penyakit dan segera menangani anak-anak jika
diketahui gejala awal sakit.
B. Saran
1.
Rendahnya derajat kesehatan, gizi dan pendidikan
pada anak usia dini lebih banyak terjadi pada anak yang berasal dari keluarga
tidak mampu dan yang tinggal di wilayah pedesaan, serta di wilayah dengan
penyediaan layanan social dasar yang tidak memadai. Memberikan pelayanan
kesehatan tidak cukup untuk memperbaiki kesehatan mereka, tapi yang paling
penting adalah memperbaiki kondisi keluarganya.
2.
Program perbaikan yang bisa dilakukan harus
menyeluruh. Misalnya program yang di lakukan di Hawai, Amerika Serikat, yang
menggulirkan The Hawaii Family Support/Health Start Program yang dimulai tahun
1998. Para staf dapam program ini mendatangi setiap keluarga yang diindekasikan
di bawah garis kemiskinan, mereka menjadi konsultan keluarga dan membantu
permasalahan mereka termasuk pengangguran yang kebanyakan merupakan penyebab utama
permasalahan kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Beaty, Janice J (1996) Skills
for Preschool Teachers, fifth edition, New Jersey: Pretice Hall
Decker, Celia A & Decker, Jhon R.
(1988) Planning and Administering Early Childhood Programs, Ohio: Merril
Oden, Serri (2003), the
Development of Social Competence in Children,http://www.ericfacility.net/ericdigests/ed281610.html
Peterson, Candida (1996) looking forward
through the Lifespan, third edition, Australia: Pretice Hall
Santrock, John (1994) Child
Development, New York: McGrow
Staff Ahli Bappenas (2006) Studi
Kebijakan Pengembangan Anak Usia Dini yang Holistik dan Terintegrasi, Jakarta:
BAPPENAS
http://pgtk--darunnajah.blogspot.com/2012/07/masalah-kesehatan-dan-gizi-anak-usia.html#ixzz2DcQKMQ4o
Yusuf, Syamsu LN (2002) Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !