TEMPO
Interaktif, Jakarta:Bakteri di dalam mulut mungkin terdengar menjijikkan, namun
kehadiran bakteri ini ternyata memainkan peran dalam menciptakan rasa yang unik
dari makanan tertentu.
Begitulah
hasil temuan para ilmuwan Swiss yang dipublikasikan dalam Journal of
Agricultural and Food Chemistry terbaru. Penelitian mereka mengungkapkan,
bakteri menghasilkan bau makanan dari komponen pangan yang tak berbau. Bau
itulah yang membuat orang bisa benar-benar mengecap rasa buah dan sayur-mayur.
Dalam
penelitian itu, Christian Starkenmann dan timnya menunjukkan bahwa sejumlah
buah dan sayur baru mengeluarkan bau yang khas setelah ditelan, meski peneliti
lain telah melaporkan bahwa senyawa volatil hasil produksi prekursor yang
ditemukan dalam makanan itu bertanggung jawab atas efek retroaromatik. Namun,
bagaimana transformasi ini terjadi, belum sepenuhnya dipahami.
Untuk
mengisi kekosongan itu, para ilmuwan melakukan tes sensoris terhadap 30 panelis
terlatih untuk mengevaluasi intensitas bau senyawa volatil. Senyawa yang
disebut thiol itu dikeluarkan oleh senyawa belerang tak berbau yang dapat
ditemukan secara alami dalam anggur, bawang, dan paprika.
Setiap
peserta tes perlu 20-30 detik untuk mengenali aroma thiol ketika disodori
contoh senyawa tak berbau. Persepsi bebauan ini hanya bertahan selama tiga
menit. Para ilmuwan menduga perubahan senyawa tak berbau itu menjadi thiol
disebabkan oleh bakteri anaerob yang menghuni mulut dan menciptakan efek
retroaromatik yang khas.
"Mulut
bekerja seperti sebuah reaktor, menambahkan dimensi lain terhadap persepsi
bau," kata Starkenmann. Para ilmuwan menambahkan, hal ini juga amat
bergantung pada kemampuan air liur untuk memerangkap thiol dan mempertahankan
rasa itu lebih lama
sumber:
tempo interaktif
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !