BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi, sumber
daya manusia memegang peranan yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan
dan tujuan dari suatu organisasi, sumber daya manusia ini menunjang organisasi
dengan karya, bakat, dan dorongan yang dimilikinya.
Menurut Kuswadi (2004:27), “kinerja
dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain kepuasan karyawan, kemampuan
karyawan, motivasi, lingkungan kerja, dan kepemimpinan”. Sejalan dengan
pendapat Kuswadi, Pangabean (2004:21) berpendapat bahwa “kinerja karyawan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kepemimpinan, kompensasi,
lingkungan kerja, rekan kerja, dan motivasi.” Kedua ahli tersebut sama-sama
menyebutkan kepemimpinan, dan lingkungan kerja sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja.
Kepemimpinan mempunyai peranan besar
dalam manarik potensi kinerja individu agar mau mengeluarkan upaya maksimal
demi mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan yang lemah atau tidak sesuai dapat
berimbas pada kinerja pegawai yang tidak optimal. Pimpinan selalu menganggap
bawahannya mampu menyelesaikan tugasnya tanpa melihat sumber daya manusia dan
lingkungan setempatnya. Ketika penulis melakukan wawancara singkat dengan
beberapa pegawai, pemimpin yang ideal digambarkan sebagai sosok yang memiliki
wawasan luas terkait bidang kerja mereka, mampu menjadi motivator dan
pembimbing, bersikap adil dan terbuka, tegas, dan mampu membangun atmosfir
kekeluargaan bagi para bawahannya. Namun, kenyataannya masih terdengar beberapa
keluhan terkait peran atasan. Sebagian berpendapat bahwa pengarahan dan
bimbingan yang diberikan para atasan terasa kurang. Selain itu pengawasan
disiplin serta bentuk apresiasi apabila seorang pegawai menunjukkan performa
tinggi masih dirasa kurang.
Kepemimpinan dapat juga diartikan
sebagai kemampuan untuk mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama
dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
pimpinan mereka. Seorang pimpinan selalu mempunyai wewenang untuk memerintah
bawahan dengan gaya kepemimpinannya masing-masing. Dan bawahan akan menerima
perintah tersebut dengan pandangan yang berbeda-beda, hal ini disebabkan karena
faktor perbedaan latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan
masyarakat. Seorang pimpinan harus mampu menyikapi permasalahan yang timbul
dalam perusahaan atau organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian, seorang
pimpinan harus mampu mengatasi berbagai macam masalah baik yang menyangkut
perusahaan maupun yang menyangkut karyawannya agar terbina semangat kerja yang
tinggi, dengan semangat tersebut, maka output yang dihasilkan dapat memberikan
kontribusi yang besar baik bagi karyawan maupun perusahaan itu sendiri.
Pemimpin mengalihkan rencana-rencana menjadi kegiatan dan membuat
rencana-rencana tersebut menjadi kenyataan. Pemimpin mengadakan komunikasi
dengan rekan-rekan dan bawahannya untuk menyampaikan rencana tersebut,
menjelaskan tujuannya, memberitahukan tugas masing-masing dan berusaha
membangkitkan semangat kerja.
Ada tiga gaya kepemimpinan
dalam suatu perusahaan atau organisasi pada umumnya, yang mana ketiga gaya
kepemimpinan tersebut memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang khas, yaitu
gaya kepemimpinan otoriter, demokratis dan laissez faire.
Gaya kepemimpinan yang ada pada
seorang pemimpin dalam suatu perusahaan atau organisasi mempunyai perbedaan
dalam penerapan gaya kepemimpinannya masing-masing, yang mana penerapan gaya
kepemimpinan tersebut dapat memberikan pengaruh kepada bawahannya terutama
terhadap kepuasan kerja karyawan.
Pada
dasarnya kepuasan kerja merupakan sesuatu yang bersifat relatif dan individual,
artinya dengan perbedaan yang ada tersebut, maka tingkat kepuasan kerja
individu akan berbeda sesuai dengan system dan nilai yang berlaku pada
masing-masing individu, rasa puas bukanlah merupakan sesuatu yang tetap, karena
dapat dipengaruhi oleh kekuatan dari dalam maupun dari luar lingkungan kerja.
Seorang pemimpin harus mampu memotivasi bawahannya dengan efektif dan efisien.
Motivasi itu sendiri adalah keinginan yang timbul dari dalam diri pribadi maupun
dari pihak luar dalam upaya untuk mencapai tujuan hidupnya. Motivasi yang ada
pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan
dalam rangka pencapaian kepuasan.
Kepuasan
kerja itu sendiri akan dapat tercipta salah satunya dengan adanya hubungan
timbal balik yang positif antara pimpinan dan bawahan, sehingga bawahan akan
merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang terpenting dari organisasi kerja.
Salah satu ciri yang membedakan antara organisasi atau perusahaan yang berhasil
dengan organisasi yang tidak berhasil adalah kepemimpinan yang efektif.
Suatu
perusahaan dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang terampil dan mampu
berkomunikasi dengan baik terhadap konsumen-konsumennya. Untuk mengelola dan
mengarahkan sumber daya manusia yang tersedia kearah tujuan yang diinginkan
oleh organisasi, dibutuhkan seorang pemimpin.
Keberhasilan
dari pencapaian tujuan yang diinginkan tidak hanya ditentukan oleh kepribadian,
kecakapan, serta kemampuan seorang pemimpin saja, tapi ada satu hal yang sangat
berpengaruh yaitu penerapan suatu model atau gaya kepemimpinan sebagai simbol
dari seorang pemimpin untuk melaksanakan fungsi dan perannya yang secara
langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi lingkungan internal
organisasinya terutama bagi para karyawannya.
Gaya
kepemimpinan yang ada pada seorang pemimpin sangat berpengaruh dan berperan
aktif dalam penciptaan iklim kerja. Para karyawan akan melaksanakan fungsi dan
tugasnya dengan baik apabila tercermin pada proses penerimaan terhadap model
atau gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin mereka. Secara tidak
langsung suatu model atau gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang
pemimpin sangat berpengaruh dominan karena hal tersebut dapat memberikan
motivasi terhadap kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Lingkungan dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan”
1.2.
Identifikasi dan Rumusan Masalah
1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah : Apakah Lingkungan
dan Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan Kerja Karyawan?
1.2.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di
atas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana
keadaan lingkungan kerja?
2.
Bagaimana
gaya kepemimpinan ?
3.
Bagaimana
pengaruh lingkungan dan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan?
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan
dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan
2. Untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan
3. Untuk mengetahui pengaruh
kepuasan kerja
4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan
terhadap kepuasan kerja karyawan.
5. Untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan.
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Kegunaan Teoritis
Nilai
kegunaan teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan pengetahuan peneliti serta menerapkan
teori-teori ke dalam paktek yang peneliti peroleh selama kuliah.
2. Pengembangan ilmu pengetahuan pemerintahan dan
memperdalam pemahaman
ilmu pemerintahan yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek mengenai
lingkungan kerj, gaya kepemimpinan dan kepuasaan kerja karyawan
1.4.2.
Kegunaan Praktis
Nilai
kegunaan praktis yang diharapkan dri penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
masukan bagi perbaikan kinerja, khususnya bagi pengembangan kepemimpinan dalam
menjalankan roda pemerintahan maupun suatu perusahaan sehingga mewujudkan kepuasan
kerja karyawan.
2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan
ilmu pada jurusan ilmu pemerintahan serta dapat dijadikan bahan referensi atau
bahan literature yang berguna bagi fakultas, dosen dan mahasiswa yang akan
melakukan penelitian denga masalah yang sama.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !